Gambar Sampul Biologi · Bab 9 Sistem Koordinasi pada Manusia
Biologi · Bab 9 Sistem Koordinasi pada Manusia
Faidah dkk

23/08/2021 12:39:55

SMA 11 KTSP

Lihat Katalog Lainnya
Halaman

Bab 9 Sistem Koordinasi pada Manusia

135

Bab

Bab

Sistem Koordinasi pada Manusia

Peta Konsep

9

9

Impuls saraf

Sel saraf

Terjadinya gerak biasa dan gerak refleks

Sistem saraf pusat dan saraf tepi

Pengaruh zat psikoaktif terhadap sistem saraf

Sistem saraf

Hormon

Kelenjar hipofisis

Kelenjar tiroid

Kelenjar paratiroid

Kelenjar adrenal

Kelenjar pankreas

Kelenjar gonad

Indera penglihatan

Indera pendengaran

Indera penciuman

Indera peraba

Indera perasa

Panca indra

Sistem koordinasi

pada manusia

Biologi untuk SMA/MA Kelas XI Program IPA

136

Pernahkah kamu menyentuh panci yang berisi air panas

atau benda panas lainnya? Apa yang terjadi? Kamu pasti

langsung menarik tanganmu secara refleks. Respon ini

dinamakan refleks penarikan. Gerak refleks tersebut

memerlukan koordinasi saraf yang kompleks.

Tubuh manusia dilengkapi dengan dua perangkat pengatur

seluruh kegiatan tubuh. Kedua perangkat ini merupakan sistem

koordinasi yang terdiri atas sistem saraf dan sistem hormon.

Perbedaan keduanya adalah sistem saraf bekerja dengan cepat

untuk menanggapi perubahan lingkungan yang merangsang-

nya dan pengaturannya dilakukan oleh benang-benang saraf.

Sedangkan, sistem hormon bekerja jauh lebih lambat, tetapi

lebih teratur dan berurutan dalam jangka waktu yang lama.

Pengangkutan hormon melalui pembuluh darah.

Sementara itu, alat-alat indera merupakan organ yang

mengandung reseptor-reseptor saraf. Sebagai suatu sistem maka

ketiga bagian tersebut saling terintegrasi dalam mengatur

aktivitas tubuh. Setelah mempelajari bab ini kamu akan

mengetahui tentang sistem koordinasi manusia. Mari cermati

uraiannya.

Sistem Saraf

A

Sistem koordinasi (regulasi) pada manusia dilakukan oleh

dua subsistem, yaitu saraf (neural) dan endokrin (hormon).

Selain itu, fungsi koordinasi juga berhubungan dengan alat-

alat indera.

Saraf (neural) pada dasarnya adalah jaringan komunikasi

yang menghubungkan seluruh sistem pada tubuh manusia.

Misalnya, kontraksi diafragma pada waktu inspirasi

dikendalikan atau diatur oleh suatu saraf pusat

respirasi yang terdapat di otak atau sumsum

tulang belakang. Hormon berasal dari sistem

endokrin dan beredar di dalam darah untuk

mengatur organ-organ khusus. Misalnya sekresi

cairan pencernaan dari pankreas dirangsang

oleh suatu hormon (secretin), yang dilepaskan

oleh dinding usus halus bagian atas. Jadi, saraf

maupun hormon mengatur proses-proses tubuh.

1. Sel Saraf

Sistem saraf manusia terdiri atas otak, sumsum tulang

belakang, dan saraf yang menghubungkan bagian pusat dengan

bagian dalam tubuh.

Gambar 9.1

Struktur neuron

Dendrit

Badan sel

Nukleus

Terminal

akson

Akson

Selubung mielin

Sumber: Image.google.co.id

Bab 9 Sistem Koordinasi pada Manusia

137

Saraf tersusun atas berjuta-juta sel saraf. Sel saraf terbagi

menjadi dua jenis, yaitu neuron dan neuroglia. Pembagian ini

berdasarkan perbedaan fungsi. Neuron berfungsi sebagai

pembawa informasi baik dari organ penerima rangsang menuju

pusat susunan saraf maupun sebaliknya. Sedangkan, neuroglia

berperan dalam hal mendukung sel neuron sehingga sel neuron

mampu melakukan tugasnya.

Sel neuron pada umumnya terdiri atas tiga bagian, yaitu

akson, badan sel, dan dendrit.

1)

Dendrit

:

struktur yang terbentuk dari tonjolan plasma

yang berfungsi meneruskan impuls menuju

badan sel.

2)

Badan sel :

struktur berwarna kelabu yang menghasilkan

energi bagi kegiatan sel neuron.

3)

Akson

:

struktur berbentuk panjang dan licin. Akson

berfungsi untuk menghantarkan rangsangan

dari badan sel ke sel neuron lain.

Pada umumnya, neuron diselaputi oleh selubung mielin

yang disusun oleh sel-sel pipih yang disebut

sel schwann

.

Sedangkan, bagian akson yang tidak ada selubung mielin

disebut

nodus renvier

.

Berdasarkan fungsinya, sel saraf (neuron) dapat dibagi

menjadi:

1)

neuron aferen (sensori), fungsinya adalah

mentransmisi impuls saraf ke arah susunan

saraf pusat, yaitu otak dan sumsum belakang.

2 )

neuron eferen (motoris), berfungsi mentransmisi

impuls saraf

menjauhi atau meninggalkan

sistem pusat menuju ke otot atau kelenjar,

hasilnya berupa tanggapan tubuh terhadap

rangsangan.

3)

neuron internunsial atau

intercalated

berfungsi menginduksi impuls-impuls dari

neuron aferen ke neuron eferen dan

seluruhnya terletak di dalam sistem saraf pusat.

Berdasarkan strukturnya, neuron dapat dibagi menjadi:

1.

Neuron multipolar, yaitu neuron yang mempunyai

beberapa dendrit tetapi hanya satu akson. Sebagian besar

neuron-neuron otak dan sumsum belakang adalah neuron

multipolar.

2.

Neuron bipolar, yaitu neuron yang hanya mempunyai satu

dendrit dan satu akson, dapat ditemukan di dalam retina

dan ganglion spiralis dari telinga dalam.

Gambar 9.2

Struktur saraf sensori,

internunsial, dan motoris

Sumber: Image.google.co.id

Biologi untuk SMA/MA Kelas XI Program IPA

138

3.

Neuron unipolar, yaitu neuron yang hanya mempunyai

satu penjuluran, yaitu satu akson, neuron jenis ini sangat

langka, hanya ditemukan pada embrio.

Secara umum, yang dimaksud dengan saraf atau berkas

saraf, yaitu saraf yang terdiri atas kumpulan beratus-ratus atau

beribu-ribu akson yang masing-masing berasal dari neuron

yang berlainan.

Pada berkas saraf tidak dapat ditemukan badan-badan sel

di dalamnya. Oleh karena itu, badan-badan sel tersebut terletak

di dalam otak dan sumsum belakang atau di bagian lain tubuh,

membentuk suatu kelompok yang disebut

ganglion

(Yunani:

pembengkakan).

Penelitian mengenai sifat impuls saraf (rangsangan)

berkembang setelah teknik mikro kimia berkembang. Telah

diketahui bahwa serabut saraf yang sedang dialiri impuls

menghabiskan lebih banyak energi (panas), menggunakan lebih

banyak oksigen dan melepaskan lebih banyak karbon dioksida

dibandingkan dengan serabut saraf tersebut dalam keadaan

istirahat. Konduksi impuls tidak tergantung pada sifat atau

kekuatan rangsangan yang menyebabkannya tetapi dari sifat

neuron itu sendiri. Asalkan rangsangan tersebut cukup kuat

untuk menimbulkan suatu impuls, maka akan dihantarkan ke

susunan saraf pusat.

a.

Penghantaran impuls melalui sel saraf

Penghantaran impuls baik yang berupa

rangsangan ataupun tanggapan melalui serabut

saraf (akson) terjadi karena adanya perbedaan

potensial listrik antara bagian luar dan bagian

dalam sel. Pada waktu sel saraf beristirahat,

kutub positif terdapat di bagian luar dan kutub

negatif terdapat di bagian dalam sel saraf.

Bila impuls telah lewat maka untuk

sementara serabut saraf tidak dapat dilalui oleh

impuls, karena terjadi perubahan potensial

kembali seperti semula (potensial istirahat).

Untuk berfungsi kembali, diperlukan waktu

–––

sampai

–––

detik.

Energi yang digunakan berasal dari hasil penafsiran sel

yang dilakukan oleh mitokondria dalam sel saraf. Stimulasi yang

kurang kuat atau di bawah ambang tidak akan menghasilkan

impuls yang dapat merubah potensial listrik. Tetapi, bila

2. Impuls Saraf

1

500

1

1000

Gambar 9.3

(1)

akson dalam keadaan

istirahat,

(2-3)

akson sedang dilalui

oleh impuls

Aksi potensial

Akson

Segmen

akson

Aksi potensial

Aksi potensial

Sumber: Image.google.co.id

Bab 9 Sistem Koordinasi pada Manusia

139

kekuatannya di atas ambang, maka impuls akan dihantarkan

sampai ke ujung akson. Stimulasi yang kuat dapat

menimbulkan jumlah impuls yang lebih besar pada periode

waktu tertentu daripada impuls yang lemah.

b.

Penghantaran impuls pada sinapsis

Sistem saraf pada umumnya terdiri atas neuron-neuron

individual yang tidak saling berhubungan. Hal ini memerlukan

suatu mekanisme untuk menyalurkan pesan neural dari akson

satu neuron ke dendrit atau badan sel neuron berikutnya, atau

pada sambungan neuromuskular ke otot. Hubungan antara

akson dari satu neuron dengan dendrit akson berikutnya disebut

sinaps

yang berasal dari bahasa yunani yang berarti

hubungan

.

Pada sebagian besar sinaps terdapat celah

selebar 20 nm yang memisahkan kedua membran

plasma, impuls diteruskan melalui celah ini

dengan transmiter zat kimiawi khusus yang

disebut

neurotransmiter

. Ada berbagai macam

neurotransmiter, antara lain: asetilkolin yang

terdapat di sinapsis seluruh tubuh, noradrenalin

terdapat di sistem saraf simpatik, dopamin dan

serotonin terdapat di otak. Zat kimia ini

disalurkan dari akson ke dendrit dengan cara

difusi sederhana. Dekatnya jarak yang harus

dilalui dan cepatnya difusi, menyebabkan

cepatnya transmisi yang terjadi pada sinaps.

Secara fungsional sinaps sangat penting karena merupakan

titik tempat diaturnya arus impuls yang melalui susunan saraf.

Tidak semua impuls yang tiba di sinaps diteruskan ke neuron

berikutnya. Dengan mengatur jalannya impuls melalui sistem saraf,

sinaps menentukan respon manusia terhadap suatu rangsangan

khusus. Sehingga sinaps merupakan “sakelar” dari sistem saraf.

Gambar 9.4

Proses penghantaran impuls

lewat sinapsis

3. Terjadinya Gerak Biasa dan Gerak Refleks

Gerak merupakan pola koordinasi yang sederhana untuk

menjelaskan hentakan impuls oleh saraf. Pada umumnya gerak

terjadi secara sadar, namun ada pula gerak yang terjadi tanpa

disadari, yaitu

gerak refleks

. Impuls pada gerakan sadar melalui

jalan panjang, yaitu dari reseptor ke saraf sensori, dibawa ke

otak untuk diolah, hasil olahan oleh otak berupa tanggapan

yang dibawa oleh saraf motor sebagai perintah yang harus

dilaksanakan oleh efektor.

Gerak refleks adalah gerak yang terjadi secara cepat dan

tidak disadari. Pada dasarnya gerakan ini merupakan

mekanisme untuk menghindar dari suatu keadaan yang

membahayakan.

Apa perbedaan antara

mekanisme gerak biasa

dengan gerak refleks?

Diskusikan dengan teman

sebangkumu.

Sumber: Image.google.co.id

Biologi untuk SMA/MA Kelas XI Program IPA

140

Gambar 9.5

Mekanisme gerak refleks

Sistem saraf pusat berfungsi untuk mengatur dan

mengendalikan sistem koordinasi. Sistem saraf pusat meliputi

otak (ensefalon) dan sumsum tulang belakang (medula spinalis).

Sedangkan, saraf tepi menyampaikan informasi baik ke pusat

susunan saraf maupun sebaliknya.

4. Sistem Saraf Pusat dan Saraf Tepi

Jika kamu menyentuh sebuah benda yang panas, reseptor-

reseptor dalam kulit dirangsang dan menimbulkan impuls

dalam neuron aferen. Neuron ini merupakan bagian dari suatu

saraf spinal dan menjulur ke dalam sumsum tulang belakang,

tempat neuron bersinaps dengan interneuron. Selanjutnya,

interneuron membawa impuls itu kembali melalui saraf spinal

ke sekelompok otot ekstensor panas tadi. Agar gerakan menjadi

efektif, maka otot fleksor antagonistik harus meregang, karena

hal ini melibatkan pencegahan datangnya

impuls-impuls ke otot-otot ini. Dalam keadaan

normal, beberapa impuls datang otot-otot ini

secara terus-menerus dan menyebabkan suatu

kontraksi parsial yang disebut

tonus otot

.

Rangsangan dan respon demikian disebut refleks

spinal, dan saluran saraf yang dilalui impuls ini

disebut

lung refleks

.

Gerak refleks penting dalam pengaturan

denyut jantung, tekanan darah, pernafasan,

salivasi, dan gerakan saluran pencernaan.

Jika kamu menginjak sesuatu yang tajam atau memegang

benda panas, kamu tidak menanti sampai sakit itu dirasakan

oleh otak dan kemudian setelah mempertimbangkan, baru

berbuat sesuatu. Respon kamu adalah segera dan otomatis. Kaki

atau tangan ditarik oleh gerakan refleks sebelum dirasakan

sakitnya. Banyak aktivitas sehari-hari yang lebih kompleks

seperti berjalan, sebagian besar diatur oleh refleks.

Reseptor

sensorik

Otot

kuadrisep

Otot

fleksor

Saraf

Neuron

motorik

Ganglion

Neuron sensorik

Otak

Sumsum

tulang

belakang

Interneuron

– Otak —

– Saraf pusat —

Saraf ——

– Lobus Oksipitalis

– Lobus temporalis

– Lobus frontalis

– Otak besar (serebrum) —

– Thalamus

– Hipotalamus

– Otak tengah

– Otak depan (diensefalon) —

– Otak kecil (serebelum)

– Jembatan varol (pons)

– Sumsum tulang belakang —

– Sumsum lanjutan

– Sumsum tulang belakang

– durameter

– arachnoid

– piameter

– Jaringan Ikat (meninges) —

– Saraf tepi —

– 12 pasang saraf otak (kranial)

– 31 pasang saraf tulang belakang

Sumber: Image.google.co.id

Bab 9 Sistem Koordinasi pada Manusia

141

a.

Sistem saraf pusat

Otak maupun sumsum tulang merupakan organ yang

sangat vital dan lunak sehingga harus dilindungi oleh tulang

rangka berupa tengkorak dan ruas-ruas tulang belakang. Selain

itu, otak juga dilindungi tiga lapisan selaput meninges. Radang

yang terjadi pada lapisan membran ini disebut

meningitis

.

Dari luar ke dalam ketiga lapisan membran meninges

adalah sebagai berikut:

1)

Durameter, merupakan selaput yang kuat dan bersatu

dengan tengkorak.

2)

Arachnoid, merupakan selaput yang di dalamnya terdapat

cairan serebrospinalis (semacam cairan limfa). Arachnoid

berfungsi sebagai bantalan untuk melindungi otak dari

bahaya kerusakan mekanik.

3)

Piameter, lapisan ini berfungsi untuk memberi oksigen dan

nutrisi serta mengangkut bahan sisa metabolisme. Lapisan

ini penuh dengan pembuluh darah dan sangat dekat

dengan permukaan otak.

Otak dan sumsum tulang belakang mempunyai tiga materi

esensial, yaitu:

1)

badan sel, membentuk bagian materi kelabu (substansi

grissea);

2)

serabut saraf yang membentuk bagian materi kelabu

(substansi alba); dan

3)

sel-sel neuroglia, merupakan jaringan ikat yang terletak di

antara sel-sel saraf di dalam sistem saraf pusat.

1)

Otak

Otak melaksanakan semua fungsi yang

disadari. Otak bertanggung jawab terhadap

pengalaman-pengalaman berbagai macam

sensasi atau rangsangan terhadap kemampuan

manusia untuk melakukan gerakan-gerakan yang

menuruti kemauan (disadari), dan kemampuan

untuk melaksanakan berbagai macam proses

mental, seperti ingatan atau memori, perasaan

emosional, intelegensia, berkomunikasi, sifat atau

kepribadian dan ramalan.

a)

Otak besar (serebrum)

Otak besar merupakan bagian terbesar dan terdepan dari

otak manusia. Otak besar mempunyai fungsi dalam mengatur

semua aktivitas mental, yang berkaitan dengan kepandaian

(intelegensia), ingatan (memori), kesadaran, dan pertimbangan.

Gambar 9.6

Struktur otak (dilihat dari

samping)

Serebrum

Thalamus

Hipothalamus

Otak

depan

Kelenjar

pituitari

Otak tengah

Pons

Medula

oblongata

Serebelum

Otak

belakang

Kortek

serebral

Sumsum

tulang

belakang

Sumber: Image.google.co.id

Biologi untuk SMA/MA Kelas XI Program IPA

142

Otak besar terdiri atas

Lobus Oksipitalis

sebagai pusat

penglihatan,

Lobus temporalis

yang berfungsi sebagai pusat

pendengaran, dan

Lobus frontalis

yag berfungsi sebagai pusat

kepribadian dan pusat komunikasi.

b)

Otak tengah (mesensefalon)

Otak tengah terletak di depan otak kecil dan jembatan varol.

Otak tengah berfungsi penting pada refleks mata, tonus otot

serta fungsi posisi atau kedudukan tubuh.

c)

Otak depan (diensefalon)

Otak depan terdiri atas dua bagian, yaitu thalamus yang

berfungsi menerima semua rangsang dari reseptor kecuali bau,

dan hipothalamus yag berfungsi dalam pengaturan suhu,

pengaturan nutrien, penjagaan agar tetap bangun, dan

penumbuhan sikap agresif.

d)

Otak kecil (serebelum)

Otak kecil (serebelum) mempunyai fungsi utama dalam

koordinasi terhadap otot dan tonus otot, keseimbangan dan

posisi tubuh. Bila ada rangsangan yang merugikan atau

berbahaya maka gerakan sadar yang normal tidak mungkin

dilaksanakan. Otak kecil juga berfungsi mengkoordinasikan

gerakan yang halus dan luwes.

e)

Jembatan varol (pons varoli)

Jembatan varol merupakan serabut saraf yang

menghubungkan otak kecil bagian kiri dan kanan. Selain itu,

menghubungkan otak besar dan sumsum tulang belakang.

2)

Sumsum lanjutan (medulla oblongata)

Sumsum lajutan terletak di antara sumsum tulang belakang

dan bagian otak lainnya. Sumsum lanjutan berfungsi dalam

refleks yang mengatur denyut jantung, tekanan darah, gerakan

pernapasan, sekresi ludah, menelan dan banyak proses lainnya.

3)

Sumsum tulang belakang

Sumsum tulang belakang berbentuk tabung dikelilingi dan

dilindungi lung tulang neural, yang mempunyai dua fungsi

penting, yaitu untuk mengatur impuls dari dan ke otak, dan

sebagai pusat refleks. Pada irisan melintang, tampak ada dua

bagian, yaitu bagian dalam suatu massa bahan kelabu

berbentuk kupu-kupu yang terdiri atas badan sel dan bagian

luar suatu bahan putih yang terdiri atas ikatan akson dan

dendrit, “sayap” bahan kelabu terbagi menjadi dua tanduk

dorsal dan dua tanduk ventral. Tanduk ventral mengandung

badan sel neuron motor yang aksonnya keluar melalui saraf

spinal menuju ke otot. Neuron lainnya dalam sumsum tulang

belakang merupakan interneuron.

Gambar 9.7

Irisan melintang sumsum

tulang belakang

Daerah putih

Daerah kelabu

Ganglion

akar dorsal

Saraf spinal

Pusat kanal

Koordinasi spinal

Sumber: Image.google.co.id

Bab 9 Sistem Koordinasi pada Manusia

143

Akson dalam bahan putih dipisahkan dalam ikatan-ikatan

yang mempunyai fungsi sama, yaitu jalur menanjak (ascending

tracks) menyalurkan impuls ke otak, dan jalur menurun

(descending tracks) berfungsi membawa impuls dari otak ke

efektor.

b.

Saraf Tepi (perifer)

Sistem saraf tepi terdiri atas sistem saraf sadar (somatik)

dan sistem saraf tak sadar (otonom). Sistem saraf tepi

berdasarkan arah impulsnya terbagi menjadi dua, yaitu

sistem

aferen

dan

sistem eferen

. Sistem aferen mengandung sel saraf

yang

menghantarkan informasi dan reseptor ke sistem saraf pusat.

Sistem saraf eferen mengandung sel saraf yang menghantarkan

informasi dari sistem saraf pusat ke otot dan kelenjar.

Sistem saraf somatik mengandung saraf eferen yang

menghantarkan impuls dari sistem saraf pusat ke jaringan otot

rangka. Sistem saraf somatik menghasilkan gerakan di jaringan

otot rangka.

1

)

Sistem saraf sadar (somatik)

Sistem saraf sadar tersusun atas saraf kranial (menuju atau

berasal dari otak) dan saraf spinal (menuju atau berasal dari

sumsum tulang). Pasangan saraf kranial dan saraf spinal yang

keluar dari otak dan sumsum tulang belakang, menghubungkan

dengan tiap reseptor dalam tubuh. Satu-satunya badan sel saraf

yang ada dalam sistem saraf perifer adalah neuron sensori yang

mengelompok menjadi ganglion di dekat otak dan sumsum

tulang belakang, dan neuron-neuron motor tertentu dari sistem

saraf otonom.

a)

Saraf kranial

Saraf kranial manusia ada 12 pasang saraf, tidak termasuk

saraf terminal yang kecil, yang tak berkembang baik. Nama

dan asal saraf kedua belas saraf kranial dapat kamu lihat pada

Tabel. 9.1.

Bagian olfaktori dari mukosa hidung

(bau)

Retina (penglihatan)

Beberapa serabut dari propioseptor

dalam otak ekstrinsik bola mata

Propioseptor dalam otot ekstrinsik bola

mata

I.

Olfaktori

II.

Optik

III.

Okulomotor

IV. Troklear

Dari indera pencium pada lapisan lendir

hidung

Dari indera penglihat pada retina mata

Sebagian besar serabut keempat dari

enam otot ekstrinsik bola mata,

beberapa ke otot dalam badan siliari

dan pupil

Otot ekstrinsik lainnya dari bola mata

Saraf

Asal Neuron Aferen

Distribusi Neuron Eferen

Tabel 9.1

Nama, asal dan distribusi saraf kranial

Biologi untuk SMA/MA Kelas XI Program IPA

144

Dari kedua belas nama saraf kranial, saraf nomor I, II, dan

VIII terdiri atas neuron-neuron sensori; saraf nomor III, IV, VI,

XI, dan XII terdiri atas neuron-neuron motor; sedangkan yang

lain (nomor V, VII, IX) terdiri atas gabungan neuron motor dan

sensori. Ada saraf yang mempunyai daerah jelajah luas sehingga

disebut saraf pengembara, yaitu saraf nomor X (nervus vagus).

b)

Saraf spinal

Urat saraf sumsum tulang belakang berjumlah 31

(tigapuluh satu) pasang dan terdapat di dalam tulang belakang.

Urat saraf ini merupakan gabungan neuron sensori dan motor.

Semua saraf sensori masuk ke sumsum tulang belakang melalui

akar dorsal, dan semua dendritnya berasal dari reseptor.

Sedangkan semua saraf motor keluar dari sumsum tulang

belakang, melalui akar ventral dan semua neuritnya menuju

keefektor.

2)

Saraf otonom

Sistem saraf otonom merupakan sistem yang

mengendalikan gerak organ-organ tubuh yang bekerja secara

otomatis. Saraf otonom terdiri atas dua bagian, yaitu saraf

simpatik dan saraf parasimpatik. Sistem saraf otonom biasanya

dikatakan sebagai sistem motor.

V. Trigeminal

VI. Abdusen

VII.

Fasial

VIII.

Vestibulo Koklear

IX. Glosofaringeal

X. Vagus

XI. Acesori Spinal

XII.

Hipoglosal

Reseptor gigi dan kulit kepala (perasa,

tekanan, suhu, sakit) propioseptor dalam

otot rahang

Propiroseptor dalam otot ekstrinsik mata

Tunas pengecap dua pertiga bagian

depan lidah (pengecap)

Saluran semisirkular, utrikulus, sakulus

(keseimbangan), koklea (pendengaran)

Tunas pengecap sepertiga bagian

belakang lidah, lapisan faring

Reseptor pada sejumlh organ dalam ,

larinks paru-paru, jantung, aorta,

lambung

Propioseptor pada otot pundak

Proprioseptor dalam ludah

Otot berasal dari lung viseral pertama:

isalnya otot rahang

Otot ekstrinsik lainnya dari mata

Otot berasal dari lung viseral kedua: otot

muka, kelenjar ludah dan air mata.

Beberapa ke koklea

Otot berasal dari lung viseral ketiga otot

faringeal yang terlibat dalam menelan;

kelenjar ludah

Otot berasal dari otot sisa lung viseral

(kecuali gelang dada): otot farinks

(menelan), otot larinks (bicara), otot

usus, jantung, kelenjar lambung.

Otot lung viseral yang berhubungan

dengan gelang dada yaitu sternkleido

mastoid dan trapezius

Otot dalam lidah

Bab 9 Sistem Koordinasi pada Manusia

145

Saraf otonom tidak diatur dengan sengaja oleh serebrum.

Sebagian besar organ menerima seperangkat serabut ganda,

satu perangkat melalui saraf simpatik dan yang lain melalui

saraf parasimpatik.

Impuls motor sistem otonom mencapai organ efektor dari

otak atau sumsum belakang tidak melalui satu neuron,

sebagaimana terjadi di bagian tubuh lainnya, tetapi melalui dua

neuron. Badan sel dari neuron pertama dari rantai tersebut,

yaitu neuron praganglion, terletak dalam otak atau sumsum

tulang belakang, sedangkan badan sel dari neuron kedua, yaitu

neuron postganglion, terletak dalam ganglion di suatu tempat

di luar sistem saraf pusat. Badan sel neuron postganglion dari

saraf simpatik terletak dekat sumsum tulang belakang.

Sedangkan, pada saraf parasimpatik terletak dekat atau di

dalam dinding organ yang dilayani.

Sebagian besar organ dalam dipengaruhi oleh saraf simpatik

dan parasimpatik. Stimulasi sistem saraf simpatik umumnya

bersifat merangsang kerja organ. Sebaliknya, stimulasi oleh saraf

parasimpatik bersifat menghambat kerja organ. Jadi, efek kedua

sistem saraf ini bersifat antagonis.

Efek yang berbeda ini disebabkan neurotransmiter yang

dihasilkan juga berbeda. Neurotransmiter saraf simpatik adalah

noradrenalin, sedangkan neurotransmiter saraf parasimpatik

adalah asetilkolin. Untuk lebih memahami, mari cermati

Gambar 9.8 dan Tabel 9.2 berikut ini.

Simpatik

Memperbesar

pupil

Menghambat

pengeluaran

saliva

Meningkatkan

kerja jantung

Memperbesar

bronkus

Menghambat

kerja jantung

dan pankreas

Merangsang

pelepasan

glukosa oleh hati

Sekresi adrenalin

dan non adrenalin

Menghambat

kontraksi kandung

kemih

Gambar 9.8

Saraf simpatik dan

parasimpatik

mempengaruhi

kerja organ

Kontraksi

kandung kemih

Menstimulasi

pengeluaran empedu

Memacu kerja

lambung dan sekresi

Menyempitkan

bronkus

Melambatkan

denyut jantung

Memacu produksi

saliva

Parasimpatik

Ganglion

Medula oblongata

Sumber: Image.google.co.id

Biologi untuk SMA/MA Kelas XI Program IPA

146

Tabel 9.2

Efek Antagonis antara Sistem Saraf Simpatik dan Parasimpatik

Organ

atau jaringan

Iris (pupil mata)

Kelenjar air mata

Kelenjar air liur

Otot antar rusuk

Bronkus dan

bronkiolus

Jantung

Pembuluh darah

Sistem urin

Sistem reproduksi

Usus

Kulit

Hati

Efek stimulasi

sistem saraf simpatik

Melebarnya iris (pupil)

Tidak ada

Menghambat sekresi air liur

Meningkatkan kecepatan bernapas

Membesarkan bronkus dan bronkiolus

Meningkatkan kecepatan denyut jantung

Meningkatkan tekanan darah

Menurunkan pengeluaran urin

Merangsang ejakulasi

Menghambat gerak peristaltik

Menghambat sekresi getah lambung

Kontraksi sfinkter dubur

Kontraksi otot penegak rambut

Merangsang produksi keringat

Merangsang vasokontriksi, yaitu menge-

cilnya diameter pembuluh darah, biasa-

nya pada arteriola.

Mengubah glikogen menjadi gula

Efek stimulasi

sistem saraf parasimpatik

Menyempitnya iris (pupil)

Menstimulasi keluarnya air mata

Merangsang sekresi air liur

Mengurangi kecepatan bernapas

Mengecilkan bronkus dan bronkiolus

Menurunkan kecepatan denyut jantung

Menurunkan tekanan darah

Meningkatkan pengeluaran urin

Merangsang ereksi penis dan klitoris

Merangsang gerak peristaltik

Merangsang sekresi getah lambung

Relaksasi sfinkter dubur

Tidak berpengaruh

Tidak berpangaruh

Merangsang vasodilatasi, yaitu pembe-

saran diameter pembuluh darah, biasa-

nya pada arteriola

Mengubah gula menjadi glikogen

Saat ini banyak beredar obat penenang dan penghilang

rasa sakit. Mekanisme kerja obat ini secara umum adalah

mempengaruhi sistem saraf. Ada obat yang menghilangkan

rasa sakit, ada pula obat yang menimbulkan rasa

menyenangkan atau menimbulkan halusinasi. Obat-obat ini

disebut

zat psikoaktif

yang berguna bagi ilmu kedokteran jiwa

untuk mengobati penyakit mental dan saraf.

Jika zat psikoaktif digunakan secara ilegal akan

menyebabkan masalah serius karena dapat mempengaruhi otak

dan perilaku pemakainya. Penyalahgunaan zat psikoaktif ini

dapat menyebabkan ketergantungan fisik yang disebut

adiksi

(ketagihan).

Zat psikoaktif masuk ke dalam tubuh melalui mulut

(merokok dengan pipa), hidung (menghisap zat dalam bentuk

uap atau bubuk) dan dengan suntikan. Berdasarkan pengaruh

obat terhadap pemakainya, obat psikoaktif dapat dibagi

menjadi empat macam, yaitu stimulan, depresan, halusinogen,

dan erforia. Mari cermati uraiannya.

5. Pengaruh Zat Psikoaktif terhadap Sistem Saraf

Bab 9 Sistem Koordinasi pada Manusia

147

a.

Stimulan

Stimulan bersifat menstimulasi sistem saraf simpatik

melalui pusat di hipotalamus sehingga meningkatkan kerja

organ. Misalnya, meningkatkan denyut jantung dan tekanan

darah, mengecilkan pupil dan meningkatkan gula darah. Jadi,

stimulan memberikan rangsangan pemakainya untuk

menggunakan tenaganya lebih cepat dan tidak merasakan sakit.

Stimulan dapat berupa kafein, nikotin, atau amfetamin

(deksedrin, metil amfetamin, preludin, ritalin, serta kokain).

Dengan amfetamin, para atlit olahraga dapat meningkatkan

prestasinya, misalnya berlari dengan kecepatan yang luar biasa.

Amfetamin juga mempengaruhi fungsi organ-organ lainnya

yang berhubungan dengan hipotalamus, seperti peningkatan

rasa haus dan berkurangnya rasa lapar dan kantuk.

b.

Depresan

Depresan berfungsi untuk mengurangi kegiatan sistem

saraf sehingga menurunkan aktivitas pemakainya. Pemakainya

menjadi lambat dan kadang-kadang membuatnya tertidur.

Ada 5 kategori utama depresan, yaitu sebagai berikut:

a

.

etanol (etil alkohol)

b.

barbitural, mencakup obat-obat flu seperti seconal dan

amytal

c.

obat penenang, paling banyak dipakai adalah diazepam

(valium)

d.

opiat, mencakup opium, morfin, kodoin, dan metadon

e.

anastetik, mencakup kloroform, eter, dan sejumlah

hidrokarbon lain yang mudah menguap dan biasa

digunakan sebagai pelarut, misalnya benzen, toluena, dan

karbon tetraklorida.

c.

Halusinogen

Halusinogen mempunyai pengaruh kuat terhadap persepsi

penglihatan, pendengaran dan juga peningkatan respon

emosional. Subjek mengalami halusinasi, dengan dosis yang

tinggi, dapat terjadi halusinasi yang sebenarnya, yaitu si subjek

"melihat" atau "mendengar" benda-benda yang tidak ada sama

sekali atau melihat benda-benda tampak seperti hidup.

Halusinogen meliputi LSD (

Lysergic Acid Diethylamide

) , STP

(mirip amfetamin), THC (

Tentra Hydro Cannabinol

), mesakolin

(dari pohon kaktus peyote), psilosibin (dari jenis jamur), dan

pgyneyclidine

PCP (fenseklidin) suatu obat bius hewan.

Diskusikan dengan teman

sekelompokmu.

Apa pengaruh narkoba

terhadap kehidupan

masyarakat dan

bagaimana cara

menyadarkan pemakai

narkoba?

Biologi untuk SMA/MA Kelas XI Program IPA

148

d.

Erforia

Erforia adalah obat yang memberikan rasa gembira dan

bergairah. Contohnya, ganja dan mariyuana. Ganja adalah

mariyuana yang lebih kental. Kedua obat tersebut

mengakibatkan rasa "melayang".

Penggunaan narkotik secara terus menerus akan

menyebabkan kerusakan sel saraf otak. Sehingga, kordinasi

tubuh hilang, alat respirasi menjadi rusak, hilangnya kendali

otot gerak, kesadaran menurun dan denyut jantung melemah

serta terjadi kerusakan lambung dan hati. Selain itu, tubuh

pemakai akan kurus kering karena nafsu makan hilang.

Untuk lebih mengetahui pengaruh obat-obatan ini

terhadap saraf, mari cermati Tabel 9.3 di bawah ini.

Tabel 9.3

Pengaruh berbagai obat-obatan terhadap saraf

1. Alkohol

2. Narkotika

a. kokain

b. heroin

c. morfin

d. opium

3. Valium

4. Amfetamin

5. Bahan penikmat

a. nikotin

b. kafein

c. tein

d. teobromin

Desinfektan

Antiseptik

Anestesi atau pembius lokal

Menghilangkan rasa sakit

Menghilangkan rasa sakit

Menghilangkan rasa sakit

Rasa tenang

Perangsang

Meningkatkan tekanan darah

Meningkatkan tekanan darah

Meningkatkan tekanan darah

Meningkatkan tekanan darah

Penekan rasa (zat anti depresan) terhadap

masa gelisah, takut, ragu-ragu

Adiksi/kecanduan fisiologik (tubuh)

Adiksi/kecanduan psikologik (jiwa)

Adiksi psikologik

Adiksi psikologik

Adiksi psikologik

Adiksi psikologik

Penurunan kesehatan

Adiksi psikologik

Adiksi psikologik

Adiksi psikologik

Adiksi psikologik

Fungsi

Pengaruhnya terhadap Saraf

Jenis

Bab 9 Sistem Koordinasi pada Manusia

149

Hormon

B

Kelenjar hipofisis yang terletak di otak besar disebut juga

master of gland

, karena menghasilkan bermacam-macam

hormon yang mengatur kegiatan kelenjar lainnya. Kelenjar

hipofisis dibagi menjadi tiga bagian, yaitu bagian anterior,

bagian tengah, dan bagian posterior. Kelenjar hipofisis bekerja

sama dengan hipotalamus mengendalikan organ-organ tubuh.

a.

Hipofisis bagian anterior

Hipofisis bagian anterior menghasilkan hormon somatotrof

(hormon pertumbuhan). Hormon ini berpengaruh pada

pertumbuhan tulang manusia. Kelebihan hormon ini pada

waktu anak-anak mengakibatkan pertumbuhan raksasa yang

disebut

gigantisme

. Apabila kelebihan ini terjadi pada orang

dewasa menyebabkan pertumbuhan memanjang pada ujung-

ujung tulang tertentu seperti ujung-ujung tulang muka, yang

disebut

akromegali

. Kekurangan hormon pertumbuhan akan

mengakibatkan pertumbuhan kecil disebut

kretinisme

.

1. Kelenjar Hipofisis

Gambar 9.9

Kelenjar hormon pada

manusia

Hormon merupakan zat kimia yang dihasilkan oleh

kelenjar endokrin atau kelenjar buntu. Kelenjar endokrin

disebut kelenjar buntu karena tidak mempunyai saluran,

hormon yang dihasilkan langsung

dibawa oleh darah untuk diedarkan ke

seluruh tubuh.

Hormon berfungsi untuk mengatur

pertumbuhan, metabolisme tubuh,

reproduksi dan tingkah laku. Sebagai

subsistem dalam sistem koordinasi maka

hormon mempunyai hubungan yang

sangat erat dengan sistem saraf. Tetapi

pada umumnya pengaruh hormon

berbeda dengan saraf. Perubahan oleh

hormon biasanya merupakan peru-

bahan yang memerlukan waktu yang

lama. Contohnya pertumbuhan dan

pemasakan seksual.

Berdasarkan aktivitasnya, kelenjar

endokrin dibedakan menjadi tiga

macam, yaitu:

1.

kelenjar yang bekerja sepanjang hayat;

2.

kelenjar yang bekerjanya mulai saat tertentu; dan

3.

kelenjar yang bekerja hanya sampai saat tertentu saja.

Hipothalamus

Kelenjar pineal

Kelenjar pituitari

Kelenjar tiroid

Kelenjar paratiroid

Timus

Kelenjar adrenal

Pankreas

Ovarium (wanita)

Testis (pria)

Sumber: Image.google.co.id

Biologi untuk SMA/MA Kelas XI Program IPA

150

Hormon tirotrof adalah hormon yang mengatur

pertumbuhan dan fungsi kelenjar gondok atau kelenjar tiroid.

Hormon ini mempengaruhi pengambilan unsur iodium dan

sintesis hormon tiroksin. Hormon Adrenokortikotrof (ACTH)

merupakan hormon yang merangsang kelenjar adrenal untuk

mensekresi glukokortikoid. Hormon Laktogenik atau hormon

Prolaktin merupakan hormon yang merangsang kelenjar susu

untuk menghasilkan kelenjar air susu.

Hormon gonadotrof pada wanita, terdiri atas

Follicle

Stimulating Hormone

(FSH) yang berfungsi merangsang

pertumbuhan folikel ovarium, menghasilkan estrogen, dan

Luteinezing Hormone

(LH) yang berfungsi mempengaruhi

pertumbuhan folikel ovarium menjadi korpus luteum, korpus

luteum akan menghasilkan progesteron.

Hormon gonadotrof pada pria terdiri atas

Follicle

Stimulating Hormone

(FSH) yang berfungsi merangsang

terjadinya spermatogenesis dan hormon perangsang sel-sel

intertisiil (ICTH) atau hormon luteinisasi yang berfungsi

merangsang sel-sel intertisiil untuk menghasilkan testoteron.

b.

Hipofisis bagian tengah

Hipofisis bagian tengah menghasilkan hormon perangsang

melanosit atau Melanosit Stimulating Hormon (MSH). Apabila

hormon ini terlalu banyak dihasilkan, maka akan menyebabkan

kulit menjadi hitam.

Gambar 9.10

Kerjasama hipotalamus

dengan kelenjar hipofisis

untuk mengendalikan

aktivitas organ

Sumber: Image.google.co.id

Bab 9 Sistem Koordinasi pada Manusia

151

Kelenjar ini menghasilkan hormon parathormon yang

berperan menjaga keseimbangan kalsium dalam darah.

Kelebihan hormon ini menyebabkan kalsium dalam tulang

terambil sehingga terjadi pengendapan kalsium dan

menyebabkan batu ginjal. Pada beberapa orang dapat

menyebabkan tulang mudah sekali patah. Kekurangan hormon

ini akan menyebabkan gejala kadar kapur dalam darah

menurun, kejang tangan dan kaki, jari-jari tangan membengkok

ke arah pangkal, kesemutan dan sukar tidur.

3. Kelenjar Paratiroid (Kelenjar Anak Gondok)

Kelenjar ini menempel pada bagian atas ginjal. Pada satu

ginjal terdapat satu kelenjar adrenal yang terbagi menjadi dua

bagian, yaitu bagian luar (korteks) dan bagian tengah (medula).

Hormon yang dihasilkan kortikoid mineral yang berfungsi

menyerap natrium dari darah dan reabsorpsi air pada ginjal.

Hormon glukosa kortikoid berfungsi menaikkan kadar glukosa

darah, dan berperan dalam pengubahan protein menjadi

glikogen dan selanjutnya menjadi glukosa.

4. Kelenjar Adrenal (Anak Ginjal)

Hormon yang dihasilkan kelenjar tiroid adalah tiroksin dan

tridotironin yang berperan mempengaruhi proses metabolisme,

memproduksi energi dan oksidasi sel, pertumbuhan fisik,

kematangan seksual, distribusi garam dan pengubahan glukosa

menjadi glikogen. Selain itu, menghasilkan hormon kalsitonin

yang berfungsi menjaga keseimbangan kalsium darah.

Kelebihan hormon ini menyebabkan penyakit yang disebut

Morbus Basedow

. Sedangkan, kekurangan hormon ini pada masa

pertumbuhan akan mengakibatkan penyakit yang disebut

kretinisme

. Apabila terjadi pada masa dewasa disebut

mixoedem

(kegemukan) dan kebodohan.

2. Kelenjar Tiroid (Kelenjar Gondok)

c.

Hipofisis bagian posterior

Hipofisis bagian posterior menghasilkan oksitosin yang

berfungsi mempengaruhi otot uterus berkontraksi sehingga

memper-mudah proses persalinan, dan hormon vasopresin,

yang berfungsi sebagai anti diuretik, mencegah pengeluaran

urin yag terlalu banyak. Hal ini berhubungan dengan fungsinya

yang menyebabkan kontraksi otot-otot usus halus, kantung air

seni, dan kantung empedu serta menyebabkan penyempitan

pembuluh darah.

Biologi untuk SMA/MA Kelas XI Program IPA

152

Ovarium merupakan alat reproduksi wanita, hormon yang

dihasilkan oleh ovarium adalah hormon estrogen dan hormon

progesteron. Hormon estrogen dihasilkan oleh Folikel Graaf.

Pembentukan hormon ini dirangsang oleh FSH. Fungsi estrogen

adalah menimbulkan dan mempertahankan tanda-tanda

kelamin sekunder pada wanita. Tanda-tanda kelamin sekunder

adalah tanda yang membedakan antara wanita dengan pria

tanpa melihat kelaminnya. Misalnya, perkembangan payudara

wanita.

Hormon progesteron dihasilkan oleh korpus luteum.

Pembentukan progesteron dirangsang oleh LH dan berfungsi

menyiapkan dinding uterus agar dapat menerima telur yang

sudah dibuahi, atau menyebabkan penebalan dinding uterus.

Selama kehamilan, estrogen dan progesteron terus dihasilkan

oleh plasenta sehingga kehamilan dapat terus dipertahankan.

Testis merupakan organ reproduksi khusus pria. Testis

menghasilkan hormon androgen, yaitu

testosteron

. Testosteron

berfungsi menimbulkan ciri-ciri seksual pad pria. Misalnya, dada

menjadi bidang, tumbuh kumis, dan suara menjadi lebih berat.

6. Kelenjar Gonad

Sel pada pankreas dikenal sebagai

pulau langerhans

. Pulau

langerhans ini menghasilkan hormon insulin. Insulin berfungsi

mengatur konsentrasi glukosa dalam darah. Kelebihan glukosa

akan disimpan dalam sel hati dan selanjutnya akan dirombak

menjadi glikogen untuk disimpan. Kekurangan insulin dapat

menyebabkan

diabetes melitus

dan gangguan jantung serta

ginjal.

5. Kelenjar Pankreas

Kerusakan pada bagian korteks kelenjar adrenal

mengakibatkan penyakit

Addison

dengan gejala kelelahan, nafsu

makan berkurang, mual, muntah-muntah, dan terasa sakit di

dalam tubuh.

Kelenjar ini juga menghasilkan hormon androgen yang

berpengaruh menentukan sifat kelamin sekunder pria.

Kelebihan hormon ini menyebabkan penyakit yang disebut

virilisme,

yaitu ciri seksual pria yang ada pada wanita.

Bab 9 Sistem Koordinasi pada Manusia

153

Panca Indera

C

Panca indera merupakan organ yang mempunyai sel-sel

reseptor khusus untuk peka terhadap perubahan lingkungan.

Panca indera yang kamu ketahui, yaitu indera penglihatan

(mata), indera pendengaran (telinga), indera penciuman

(hidung), indera peraba (kulit), dan indera perasa (lidah).

Karena kelima indera memiliki reseptor terhadap keadaan

lingkungan luar, maka disebut ektoreseptor. Untuk lebih

memahami mari cermati uraiannya.

Indera penglihatan secara khusus terdapat pada organ

tubuh, yaitu mata. Struktur mata terdiri atas aksesoris mata,

otot bola mata, bola mata, saraf otak II, dan otak. Pembahasan

ini hanya akan menjelaskan 3 poin pertama.

a.

Aksesori mata

Aksesori mata terdiri atas alis mata, kelopak mata, bulu

mata dan

aparatus lacrimalis

yang masing-masing memiliki

struktur dan fungsi yang berbeda.

1

)

Alis mata, terdiri atas rambut kasar yang terletak melintang

di atas mata. Berfungsi untuk kecantikan dan melindungi

mata dari keringat.

2)

Kelopak mata, terdiri atas dua bagian, yaitu kelopak atas

dan bawah. Karena otot mata mempunyai

otot mulus

levator palpebrae

yang dapat menarik kelopak sehingga

dapat terbuka dan

otot mulus orbikularis okuli

yang

menyebabkan mata menutup. Kelopak berfungsi untuk

melindungi bola mata dari zat asing yang ada di udara.

3)

Bulu mata, ialah rambut pada ujung kelopak mata.

4)

Aparatus lacrimalis

, merupakan aksesori mata yang memiliki

kelenjar air mata yang berfungsi untuk menghasilkan air

mata.

b.

Otot ekstrinsik bola mata

Pada setiap mata terdapat enam otot lurik yang

menghubungkan bola mata dengan tulang di sekitarnya. Otot

ini berfungsi menggerakkan bola mata sehingga mata dapat

melirik ke kanan, ke kiri, atas, dan bawah. Gerakan otot bola

mata ekstrinsik ini berada di bawah kesadaran.

c.

Bola mata

Bola mata terdiri atas tiga lapisan dari luar ke dalam, yaitu

tunika fibrosa, tunika vaskulosa, dan tunika nervosa.

1. Indera Penglihatan (mata)

Biologi untuk SMA/MA Kelas XI Program IPA

154

1)

Tunika fibrosa

Tunika fibrosa terdiri atas sklera yang berwarna putih,

tidak tembus cahaya, dan kornea tembus cahaya (transparan).

Kornea memiliki banyak serabut saraf, tetapi tidak

mengandung pembuluh darah.

2)

Tunika vaskulosa (uvea)

Lapisan tengah bola mata yang terdiri atas khoroid, korpus

kiliaris, dan iris.

Gambar 9.11

Struktur mata

Gambar 9.12

Struktur reseptor mata

a)

Khoroid berupa lapisan jaringan tipis

mengandung banyak pembuluh darah,

berwarna hitam atau coklat karena

mengandung pigmen sehingga menyebab-

kan bagian dalam bola mata menjadi gelap.

b)

Korpus kiliaris, terletak di antara batas

depan retina sampai batas sklera kornea.

c)

Iris, merupakan selaput melingkar yang

menggantung di antara lensa dan kornea.

Lubang bulat di tengah iris disebut

pupil

. Iris

mengandung banyak pembuluh darah dan

pigmen. Jumlah pigmen menentukan warna

mata.

3)

Retina

Retina merupakan lapisan terdalam dari bola mata yang

peka terhadap rangsangan cahaya. Sedangkan, bagian urat

saraf optik yang tidak peka terhadap sinar dan daerah ini

disebut

bintik buta

.

Retina terdiri atas tiga lapis neuron, yaitu lapisan

rod

dan

cone

(sel kerucut). Sel batang diperlukan untuk penglihatan pada

cahaya remang, yaitu melihat bayangan. Cone diperlukan untuk

penglihatan diwaktu terang dan untuk melihat warna. Lapisan

neuron dibagi menjadi dua macam, yaitu lapisan neuron bipolar

dan lapisan neuron ganglion.

Humor

bening

Lensa

Humor

berair

Pupil

Iris

Kornea

Ligamen

Otot

Sklera

Bintik buta

Arteri dan vena

Saraf optik

Fovea

Retina

Khoroid

Retina

Fovea

Saraf

optik

Neuron

Retina

Fotoreseptor

Cone

Rod

Saraf

optik

Sumber: Image.google.co.id

Sumber: Image.google.co.id

Bab 9 Sistem Koordinasi pada Manusia

155

d.

Fungsi mata

Cahaya yang masuk ke dalam bola mata melalui lubang

pupil akan menembus empat media refraksi, yaitu kornea,

humor aquous, lensa, dan viterus. Setelah mengalami empat

kali pembiasan, bayangan akan jatuh di retina.

Ada dua cara yang dapat dilakukan agar bayangan benda

dapat jatuh tepat pada retina, yaitu:

a.

Menambah panjang bola mata.

b.

Mengubah lengkungan lensa. Proses perubahan dari

lengkung lensa disebut

akomodasi

.

Bayangan benda yang jatuh pada retina akan merangsang

Rod atau Cone, kemudian melalui serangkaian reaksi timbul

pada sel ganglion. Kemudian, impuls dijalarkan ke

khiasma

optikus

,

tractus optikus

, lalu ke

thalamus optikus

. Di thalamus

terjadi sinaps, kemudian impuls diteruskan ke daerah

penglihatan di lobus oksipitalis otak.

e.

Kelainan pada mata

Kelainan pada mata terjadi karena kelainan refraksi cahaya.

Misalnya mata miopi, yaitu suatu kondisi mata dengan lensa

terlalu cembung atau bola mata terlalu panjang. Dengan

demikian, benda dekat akan terlihat jelas karena bayangan jatuh

pada retina. Sedangkan, benda jauh akan terlihat kabur karena

bayangan jatuh di depan retina. Mata jenis ini dikoreksi dengan

lensa cekung.

Kelainan mata hipermetropi ialah mata dengan lensa yang

terlalu pipih atau bola mata terlalu pendek. Sehingga, benda

dekat akan terlihat kabur, karena bayangan jatuh dibelakang

retina. Kelainan ini dapat dibantu dengan lensa cembung.

Mata astigmat ialah mata dengan lengkungan permukaan

kornea atau lensa yang tidak rata (mulus). Kelainan ini dikoreksi

dengan lensa silinder.

Mata presbiop ialah suatu keadaan lensa kehilangan

elastisitasnya karena bertambahnya usia. Mata presbiop dibantu

dengan lensa cembung.

Gambar 9.13

Akomodasi mata

Gambar 9.14

Mata miopi

PENGLIHATAN JARAK DEKAT

Cahaya dari

objek yang

dekat

Lensa

Ligamen

Otot

berkontraksi

Kloroid

Retina

Otot relaksasi

Cahaya dari

objek yang

jauh

PENGLIHATAN JARAK JAUH

Lengkungan

normal bola mata

Lensa penolong

Lensa

Retina

Titik fokus

Titik fokus

Sumber: Image.google.co.id

Sumber: Image.google.co.id

Coba kamu buat gambar

menggunakan kamera

dengan kondisi:

- cahaya kurang

- cahaya terang

- pengatur fokus diubah-

ubah

Bagaimakah hasilnya?

Diskusikan dengan teman

sekelompokmu.

Biologi untuk SMA/MA Kelas XI Program IPA

156

3

4

Telinga merupakan indera pendengaran. Telinga terdiri

atas tiga bagian, yaitu bagian telinga luar, telinga tengah, dan

telinga dalam.

a.

Telinga luar

Telinga luar adalah bagian terluar dari daun telinga.

Rangka daun telinga terdiri atas tulang rawan elastis.

Bagian tengah terdiri atas saluran sepanjang ± 2,5 cm,

disebut saluran telinga luar. Saluran ini berambut dan

mempunyai kelenjar sebasea, sejenis lemak yang dapat

menghasilkan serumen kotoran telinga.

Bagian terdalam dari telinga luar yang berbatasan dengan

telinga tengah berupa suatu selaput elastis yang tipis, disebut

dengan gendang telinga (membran timpani).

b.

Telinga tengah (rongga timpani)

Telinga tengah berupa rongga kecil yang berisi udara yang

terletak di dalam tulang temporal, dan dindingnya dilapisi sel

epitel. Didalam rongga telinga tengah terdapat tiga tulang

pendengaran, yaitu tulang martil, landasan dan sanggurdi

(stapes). Ketiga tulang ini saling berhubungan

melalui sendi yang bergerak.

Tulang martil melekat pada gendang telinga,

landasan di tengah dan sanggurdi melekat pada

lubang yang disebut

tingkap oval

pada telinga

dalam.

Di sebelah depan telinga tengah dihubung-

kan dengan tenggorokan oleh saluran Eustachius

(tuba eustachius). Tuba eustachius berfungsi

menyeimbangkan tekan udara telinga luar

dengan telinga tengah.

c.

Telinga dalam (Labirin)

Telinga dalam terdiri atas:

1)

Labirin osea, yaitu serangkaian rongga pada tulang

temporal yang dilapisi selaput periosteum berisi cairan

perilimfa.

2)

Labirin membranasea, mempunyai bentuk yang sama

dengan labirin osea, tetapi terletak di dalamnya.

3)

Koklea (Rumah Siput)

Bagian depan labirin terdiri atas koklea saluran yang terdiri

atas 2—

lingkaran. Koklea terdiri atas tiga saluran yang

sejajar, yaitu saluran vestibulum yang berhubungan dengan

2. Indera Pendengaran

Gambar 9.15

Struktur telinga manusia

Telinga bagian luar

Telinga

bagian

tengah

Telinga

bagian

dalam

Daun

telinga

Saluran

telinga

Saluran

eustactius

Gendang

telinga

Tulang

landasan

Tulang

sanggurdi

Koklea

Saraf

pendengaran

Saluran

semisirkuler

Sumber: Image.google.co.id

Bab 9 Sistem Koordinasi pada Manusia

157

jendela oval, saluran tengah dan saluran timpani yang

berhubungan dengan jendela bundar, dan saluran (kanal)

yang dipisahkan oleh membran.

d.

Fisiologi pendengaran

Daun telinga berfungsi seperti corong yang mengumpul-

kan gelombang suara, kemudian disalurkan ke saluran telinga

luar. Bila gelombang suara mencapai selaput, maka gendang

akan bergetar sesuai dengan frekuensi dan amplitudo suara.

Tulang pendengaran ikut bergetar, tulang sanggurdi akan

bergetar keluar masuk tingkap oval, dengan demikian

menggetarkan cairan perilimfa diskala vertibuli. Getaran cairan

ini, akan menggerakkan membran basiler yang dengan

sendirinya akan menggetarkan cairan dalam saluran timpani.

Perpindahan ini menyebabkan melebarnya membran pada

jendela bundar. Getaran dengan frekuensi tertentu akan

menggetarkan selaput-selaput basiler, yang akan menggerak-

kan sel-sel rambut ke atas dan ke bawah. Ketika rambut-rambut

sel menyentuh membran tektorial, terjadi rangsangan (impuls)

yang kemudian dikirim ke pusat pendengaran.

Kehilangan indera pendengaran dapat dibedakan menjadi

dua macam, yaitu

tuli konduktif

, karena gangguan transmisi suara

ke dalam kokhlea dan

tuli saraf

, bila terjadi kerusakan pada organon

corti, saraf VIII ataupun korteks otak daerah pendengaran.

Daerah yang sensitif terhadap indera penciuman terletak

di bagian atas rongga hidung. Struktur indera penciuman terdiri

atas sel penyokong yang berupa sel epithel dan sel bau yang

berupa sel saraf sebagai reseptor.

a.

Fungsi indera penciuman

Zat yang memiliki sifat bau berupa

uap atau gas mencapai reseptor bau

melalui udara inspirasi. Zat ini dapat larut

dalam lendir pada selaput lendir hidung,

kemudian terjadi pengikatan zat dengan

protein membran pada dendrit dan timbul

impuls yang dijalarkan ke syaraf otak I,

traktus olfaktorius

, menuju otak untuk:

1

)

diinterpretasikan di korteks otak pada daerah bau primer.

2)

dihubungkan dengan pusat lainnya, misalnya dengan

pusat muntah bila mencium bau-bauan yang jijik.

3)

disimpan di korteks otak sebagai memori (ingatan).

3. Indera penciuman

Gambar 9.16

Rongga hidung dan reseptor

bau

Tulang

Sel epitel

Sel

kemoreseptor

Silia

Mukus

Aksi potensial

Rongga hidung

Otak

Sumber: Image.google.co.id

Biologi untuk SMA/MA Kelas XI Program IPA

158

4. Indera Peraba (kulit)

Diduga setiap zat penimbul rasa bau hanya merangsang

satu jenis reseptor saja. Dengan demikian, otak dapat

membedakan berbagai rasa bau.

b.

Anesmia

Anesmia ialah kehilangan rasa bau akibat:

1)

Penyumbatan rongga hidung, misalnya pilek, terdapat

polip atau tumor di rongga hidung.

2)

Sel rambut rusak pada infeksi kronis.

3)

Gangguan pada saraf I, bulbus dan traktus olfaktorius atau

korteks otak.

Kulit merupakan indera peraba manusia, kulit terdiri atas

epidermis dan dermis. Epidermis ialah lapisan luar yang terdiri

atas lapisan sel yang disusun sangat rapat jaringan epitel.

Sedangkan, dermis, ialah lapisan di bawah epidermis yang

terdiri atas sel yang longgar yang letaknya agak berjauhan dari

satu sel ke sel lainnya.

a.

Fungsi indera kulit

Pada kulit terdapat reseptor yang sensitif terhadap

rangsangan raba, tekanan, panas, dingin, dan nyeri. Reseptor

ini dapat berupa ujung saraf yang bebas, ujung-ujung saraf

yang berbenjol, atau ujung saraf yang diselubungi kapsul

jaringan ikat. Umumnya, setiap jenis reseptor hanya

mempunyai fungsi yang khusus, yaitu menerima satu jenis

rangsang saja.

b.

Tipe rasa dan jenis reseptor

Pada kulit terdapat berbagai tipe rasa dan jenis reseptor,

antara lain:

1

)

Rasa nyeri

Reseptor rasa nyeri berupa ujung saraf yang bebas. Jenis

reseptor ini terdapat di seluruh jaringan tubuh baik di

badan maupun alat dalam. Rasa nyeri sangat penting

karena akan memperingatkan suatu ketidakberesan pada

bagian tubuh tertentu.

2)

Rasa panas dan dingin, reseptornya berupa ujung saraf.

3)

Rasa sentuhan

Reseptor rasa sentuhan ialah

korpus Meissner

,

diskus Merkel

dan ujung saraf yang melingkari akar rambut, semuanya

terletak dekat permukaan kulit.

Gambar 9.17

Struktur kulit manusia

Rasa

panas

Tekanan

lembut

Rasa

nyeri

Rasa

dingin

Rambut

Tekanan

lembut

Epidermis

Dermis

Saraf

Perasa

tekanan

Tekanan

keras

Sumber: Image.google.co.id

Bab 9 Sistem Koordinasi pada Manusia

159

4)

Rasa tekanan, reseptor rasa tekanan, yaitu

korpus Paccini

,

Rufini

dan

Krawse

. Semuanya terletak agak dalam pada

kulit.

Permukaan lidah bersifat kasar, karena memiliki tonjolan

yang disebut

papila

. Menurut bentuknya papila dibedakan

menjadi tiga jenis, yaitu:

a.

Papila filiformis

Papila filiformis berbentuk benang halus, banyak terdapat

pada bagian depan lidah.

b.

Papila fungiformis

Papila fungiformis berbentuk tonjolan seperti kepala jamur,

banyak terdapat pada bagian depan lidah dan bagian sisi lidah.

c.

Papila sirkum valata

Papila sirkum valata berbentuk bulat, tersusun seperti huruf

V terbalik di belakang lidah.

Di dalam satu papila terdapat banyak reseptor pengecap

(tastebud). Setiap tasebud terdiri atas dua jenis sel, yaitu:

1)

Sel penyokong yang berfungsi untuk menopang.

2)

Sel pengecap (sel rambut sebagai reseptor) yang memiliki

tonjolan, seperti rambut yang menonjol keluar dari reseptor

pengecap.

Reseptor untuk rasa pahit, terutama terletak

pada pangkal lidah. Sedangkan, untuk rasa

manis dan asin banyak terdapat di ujung lidah,

untuk rasa asam terdapat di sisi lidah bagian

dalam. Ditinjau dari zat kimia penimbul rasa,

indera perasa dibedakan menjadi beberapa

macam, yaitu:

1)

Pahit yang ditimbulkan oleh alkaloid

tumbuhan, seperti kina, zat ini banyak yang

bersifat racun.

2)

Asin, ditimbulkan oleh kation Na, K, Ca.

3)

Manis ditimbulkan oleh gugus OH. Gugus ini terdapat

pada gula, keton dan asam amino tertentu.

4)

Asam yang ditimbulkan oleh ion H.

5. Indera Perasa (pengecap)

Gambar 9.18

(a) Struktur lidah,

(b) Papila

Pahit

Asam

Asin

Manis

Ujung lidah

Lubang pengecap

Epitel

Sel

penunjang

Reseptor

Serabut

saraf

(a)

(b)

Sumber: Image.google.co.id

Biologi untuk SMA/MA Kelas XI Program IPA

160

Zat tersebut bila masuk ke dalam mulut akan terlarut dalam

ludah, mengadakan kontak dengan reseptor rasa, merangsang

sel rambut, timbul impuls pada sel rambut yang akan dijalarkan

sepanjang saraf otak VII dan IX bagian sensoris menuju otak.

Impuls ini akan diinterpretasikan sebagai rasa pada korteks orak

dilobus parientalis daerah kecap primer dan memulai terjadinya

refleks pengeluaran air ludah melalui saraf otak VII dan IX

bagian motoris.

1234567890123456789012345678901212345678901234567

1

23456789012345678901234567890121234567890123456

7

1

23456789012345678901234567890121234567890123456

7

1

23456789012345678901234567890121234567890123456

7

1

23456789012345678901234567890121234567890123456

7

1

23456789012345678901234567890121234567890123456

7

1

23456789012345678901234567890121234567890123456

7

1

23456789012345678901234567890121234567890123456

7

1

23456789012345678901234567890121234567890123456

7

1

23456789012345678901234567890121234567890123456

7

1

23456789012345678901234567890121234567890123456

7

1

23456789012345678901234567890121234567890123456

7

1234567890123456789012345678901212345678901234567

Kamu telah mempelajari sistem koordinasi pada manusia. Hal-

hal penting apa sajakah yang harus diketahui dalam mempelajarinya?

Catatlah dalam bentuk rangkuman. Kemudian, tukarlah hasil

rangkumanmu dengan rangkuman teman. Berikan masukan dan saran

pada rangkuman masing-masing.

Daftar Istilah

Daftar Istilah

Akson

=

serabut saraf yang menyalurkan impuls dari badan sel.

Akomodasi

=

kemampuan mata merubah bentuk lensa untuk

memfokuskan penglihatan.

Ambang batas impuls

=

batas minimal kekuatan rangsangan yang dapat

menimbulkan impuls saraf yang dapat mengubah

potensial listrik.

Dendrit

=

serabut saraf yang menyalurkan impuls ke badan sel.

Ganglion

= kumpulan

badan-badan sel saraf.

Neurotransmiter

=

zat kimia di dalam bongkol sinaps yang berfungsi

menghantarkan impuls saraf.

Nodus Ranvier

=

Penyempitan pada serabut saraf yang berfungsi

mempercepat aliran impuls saraf.

Reseptor

=

penerima rangsang.

Selaput mielin

= pembungkus neurifibril.

Sel saraf sensorik

= bel saraf indera, penerima rangsang dari luar.

Sel saraf motorik

= bel saraf penggerak, menyampaikan impuls dari pusat

saraf menuju efektor.

Sinaps

=

pertemuan antara akson dengan dendrit atau efektor

yang berbentuk bongkol.

Bab 9 Sistem Koordinasi pada Manusia

161

1. Susunan saraf bersama-sama dengan

endokrin membentuk suatu sistem

yang disebut ....

a. sistem organ

b. sistem ganglion

c. sistem neuron

d. sistem respirasi

e. sistem koordinasi

2. Unit terkecil dari sistem saraf adalah

sel saraf, disebut juga ....

a. neuron

b dendrit

c. neurit

d. neuroglia

e. neurilemma

3. Yang dimaksud dengan susunan saraf

pusat adalah ....

a. Otak dan sumsum tulang belakang

b. Saraf otonom dan perifer

c. Otak

d. Saraf perifer

e. Sumsum tulang belakang

4 . Neuron yang dendritnya berhubungan

dengan reseptor dan neuritnya

berhubungan dengan neuron lain

disebut neuron ....

a. sensorik

b. motorik

c. konektor

d. aferen

e. alat keseimbangan

5. Susunan saraf otonom erat kaitannya

dengan ....

a. berpikir

b. pencernaan

c. mendengar

d. melihat

e. aktivitas di luar kesadaran

A. Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat di setiap soal-soal berikut.

6. Di bawah ini adalah organ-organ

yang memiliki saraf otonom,

kecuali

....

a. jantung

b. anggota gerak

c. ginjal

d. alat pernapasan

e. sistem pencernaan

7. Saraf nervus vagus bersifat ....

a. parasimpatik

b. motorik

c. sensorik

d. sensorik dan parasimpatik

e. sensorik dan motorik

8. Saraf otak yang bersifat parasimpatik

adalah ....

a. saraf otak I

b. saraf otak III

c. saraf otak X

d. saraf otak VIII

e. saraf otak VI

9. Di antara dua sel saraf terdapat celah

tempat terjadinya lompatan impuls

yang disebut ....

a. ganglion

d. akson

b. sinapsis

e. dendrit

c. asetilkolin

10. Reseptor yang terdapat pada retina

mata adalah ....

a. sel batang dan sel kerucut

b. sel kotak dan sel batang

c. sel kerucut dan sel bulat

d. sel bulat dan sel kotak

e. sel panjang dan sel pendek

11. Kelenjar endokrin disebut juga

kelenjar buntu, karena ....

a. endokrin tidak mempunyai saluran

khusus

Mari Berkompetensi

Mari Berkompetensi

Biologi untuk SMA/MA Kelas XI Program IPA

162

b. zat kimia yang dihasilkan endokrin

tidak diedarkan atau buntu

c. saluran endokrin tidak bercabang-

cabang

d. endokrin merupakan kelenjar

yang statis

e. endokrin adalah kelenjar yang

tidak bercabang

12. Reseptor yang menerima rangsang

perubahan suhu sehinggga tubuh

berkeringat terdapat pada ....

a. kulit

d.

hidung

b. otak

e.

mata

c. otot

13. Kuncup atau reseptor perasa untuk

rasa manis terdapat pada ....

a. ujung lidah

d. pangkal lidah

b. tengah lidah

e. sisi lidah

c. tepi lidah

1. Tuliskan dan jelaskan dua subsistem yang membentuk sistem koordinasi.

2. Tuliskan dan jelaskan bagian-bagian otak.

3. Apakah yag dimaksud dengan sistem saraf otonom?

4. Hormon apakah yang dihasilkan oleh kelenjar paratiroid atau anak gondok?

Kelainan apa sajakah yang terjadi bila kekurangan hormon ini?

5. Jelaskan mekanisme terdengarnya suatu bunyi oleh telinga.

B. Jawablah soal-soal berikut dengan singkat dan jelas!

14. Indera yang mempunyai hubungan

paling erat, yaitu ....

a. pembau-pengecap

b. pembau-penglihatan

c. penglihatan-pendengaran

d. peraba-pembau atau penciuman

e. peraba-pengecap

15. Pada retina mata berdasarkan

strukturnya terdapat .... macam

reseptor.

a. 1

d. 4

b. 2

e. 5

c. 3